Bandar Lampung, 03 April 2012
Hujan itu hadir disaat matahari terlelap dari peraduannya
Rintiknya membawa irama yang sama seperti yang lalu-lalu
Ia membanjiri kejalangan hati hingga sudut-sudutnya
Ingin kulepaskan suaraku, liar memecah lembutnya keheningan
Sesaat aku terdiam
Riaknya terdengar bersama detak putaran waktu
Gemuruh terompah langitpun sesekali terdengar malu
Menjadi riak-riak kecil di bola mataku
Aku hirup udara dari sajian yang Tuhan suguhkan untukku
Sedapnya hingga masuk kedalam ruang paru-paruku
Sesaat namun memberi kesiapan hati yang gagah berani
Kesatria..?
Tidak juga..
Ini masih seperti yang lalu..
-sangpembelajar-
0 komentar:
Posting Komentar