Metro, 24 Maret 2012
Ada yang berbeda setiap akau menyisikan waktu untuk mendengarkan kelembutan simfoni itu
Menyajikan rasa disetiap ketukannya
Aku dibawanya menyusuri lembaran-lembaran tua yang pernah aku kenal
Debu-debunya begitu kental melekat bersama hatiku
Dibimbinhnya aku melihat bayangan kesendirian
Duduk dan menatapi jam yang terus berjalan
Kesendirian yang bermatakan diam
Menjadi ajimat ampuh memenuhi singgasananya
Fikirankupun berkelana tanpa gembala
Beriring angin berhembus terbang
Meskipun ayat-ayat itu mencambuk sanubariku
Namun tetap terus Bengal seperti batu karang
Kurasa enggan mengangkat kaki dari kekokohan
Meski waktu telah melaknat kesia-siannya
Berpegang pada rumputpun pasti akan rapuh
Aku masih disisni, sampai saat ini
-sangpembelajar-
0 komentar:
Posting Komentar