Selasa, 03 April 2012

Simfoni Yang Lalu


















Metro, 24 Maret 2012

Ada yang berbeda setiap akau menyisikan waktu untuk mendengarkan kelembutan simfoni itu
Menyajikan rasa disetiap ketukannya
Aku dibawanya menyusuri lembaran-lembaran tua yang pernah aku kenal
Debu-debunya begitu kental melekat bersama hatiku
Dibimbinhnya aku melihat bayangan kesendirian
Duduk dan menatapi jam yang terus berjalan

Kesendirian yang bermatakan diam
Menjadi ajimat ampuh memenuhi singgasananya
Fikirankupun berkelana tanpa gembala
Beriring angin berhembus terbang

Meskipun ayat-ayat itu mencambuk sanubariku
Namun tetap terus Bengal seperti batu karang

Kurasa enggan mengangkat kaki dari kekokohan
Meski waktu telah melaknat kesia-siannya

Berpegang pada rumputpun pasti akan rapuh

Aku masih disisni, sampai saat ini

-sangpembelajar-

0 komentar:

Posting Komentar