Jumat, 17 Februari 2012

Mujahidah: Saudah binti Zam'ah, Sang Ummul Mukminin (1)


REPUBLIKA.CO.ID, Saudah binti Zam’ah, perempuan yang namanya tidak sepopuler istri-istri Nabi Muhammad SAW seperti Khadijah binti Khuwailid dan Aisyah binti Abu Bakar Ash-Shiddiq.

Namun kedudukannya sederajat, sama-sama mulia di sisi Allah dan Rasulullah. Dia ikut berjihad di jalan Allah, dan termasuk perempuan yang hijrah dari Makkah ke Habbasyah, lalu hijrah dari Makkah ke Madinah. Perjalanan hidupnya penuh dengan keteladan yang patut diikuti, terutama kaum Muslimah.

Putri dari Zam’ah bin Qais dan Syamusy binti Qais bin Zaid An-Najjariyyah ini berasal dari suku Quraisy Amiriyah. Sejak kecil ia memiliki sifat-sifat menonjol yang berbeda dibandingkan anggota keluarga yang lain.

Saudah perempuan cerdas, dan memiliki wawasan luas. Kecemerlangan pikiran dan hatinya menggiring Saudah mendapat hidayah. Dia cepat memahami ajaran Islam yang diperkenalkan suaminya, Syukran bin Amr, yang mendapat hidayah saat Rasulullah menyebarkan Islam terang-terangan.

Sayangnya, keislaman Syukran bersama istri dan kaum Muslimin saat itu tidak mendapat sambutan dari penganut agama nenek moyang. Mereka dihina, dianiaya, bahkan dikucilkan dari keluarga.

Dalam kondisi yang serba tertekan ini, Syukran bersama kaum Muslimin mengadu kepada Rasulullah. Demi keselamatan mereka, Rasulullah menyarankan segera hijrah dari Makkah ke Habbasyah. Nasehat tersebut diamini, lalu mereka segera hijrah ke tempat yang disarankan Rasulullah.

Demi Islam yang diyakini, Saudah mengikuti suami hijrah ke Habbasyah. Walaupun perasaannya berat meninggalkan kampung halaman, termasuk ayah dan keluarganya yang belum mendapat hidayah. Sebelumnya, sudah ada rombongan yang hijrah lebih dulu ke Abbasyah, di antaranya Utsman bin Affan bersama istrinya Ruqayah binti Muhammad SAW.

Singkatnya, selama di Habbasyah mereka mendapat sambutan yang baik dari raja setempat. Mereka menjadi tamu raja, padahal petinggi Habbasyah bukan pemeluk Islam. Kabar mengejutkan sekaligus menggembirakan muncul ketika pemuka Quraisy yang disegani, Umar bin Khathab, masuk Islam. Umat Islam di Habbasyah berharap bisa kembali ke Makkah dan dijamin selamat dari gangguan kaum Quraisy.

Syukran bin Amr dan Saudah termasuk rombongan yang ikut kembali ke Makkah. Di perjalanan, suami Saudah yang juga anak dari pamannya ini jatuh sakit. Dia meninggal dunia di tengah perjalanan dari Habbasyah menuju Makkah. Betapa sedihnya Saudah kehilangan suami yang selalu bersamanya jihad di jalan Allah.

0 komentar:

Posting Komentar